SERING kali kita jumpai unggahan di media sosial tentang penanganan stroke dengan cara menusukkan jarum pada jari penderita.
Namun apakah tindakan itu benar?
Dokter spesialis syaraf RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Jenar Harumi Sp.S menegaskan, cara tersebut adalah salah. Unggahan cara penanganan awal
pada penderita stroke dengan cara ditusuk jarum pada bagian jari kaki adalah salah satu hoaks di bidang medis. Menurut beliau, pengobatan stroke yang benar harus dibawa ke rumah sakit atau fasilitas medis terdekat.

Saat seseorang terkena gejala stroke, golden period (waktu terbaik penanganan) sekitar 4,5-6 jam. Jika lewat dari golden periode, dikhawatirkan akan menimbulkan cacat permanen pada penderita. Dalam kurun waktu itu, daerah otak yang rusak akibat serangan stroke masih bisa
diperbaiki dengan pemberian obat yang tepat, dan pemberian oksigen yang baik.
“Tiga jam itu masih bisa diperbaiki, lewat enam jam banyak yang rusak dan tidak bisa diperbaiki, sehingga menyebabkan cacat permanen,” ujar dr Jenar. Penyakit stroke mempunyai angka kecacatan yang cukup tinggi dan bersifat permanen. Cacat akibat stroke bisa diperbaiki meskipun tidak sampai 100 persen.
Perbaikan cacat akibat stroke bisa dilakukan dengan terapi rehab medis. Penyebab stroke bermacam-macam, ada faktor yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi. Faktor yang tidak bisa dimodifikasi ialah usia. Semakin tua usia, maka akan semakin tinggi potensi terkena stroke. Usia pertengahan atau kisaran 50 tahun ke atas lebih besar potensinya, dan kaum pria lebih besar potensinya dibanding wanita. Mempunyai riwayat penyakit stroke juga berpotensi besar untuk mendapat serangan stroke yang lebih parah.
Untuk mengantisipasinya harus menjaga faktor resiko yang bisa dimodifikasi, seperti hipertensi (darah tinggi), diabetes (kencing manis), rokok, obesitas (kegemukan), dan aktifitas fisik yang kurang. “Intinya kalau kita ingin menghindari penyakit stroke, kita harus memodifikasi life style (gaya hidup),” terang dr Jenar. Orang dengan potensi terkena stroke perlu untuk menjaga pola makan dan aktifitas fisik. Makanan sering disalahkan sebagai penyebab utama stroke. Padahal meskipun sebagai salah satu pemicu, makanan menempati porsi kecil sebagai pemicu stroke. (*)