rumah sakit tulungagung

24 Nov, 2017

Jangan Abaikan Demam pada Anak

rumah sakit tulungagungMusim penghujan saat ini mengingatkan kisah kelam serangan demam berdarah yang merenggut enam anak di Tulungagung. Nyawa mereka tak bisa diselamatkan akibat terlambat mendapat penanganan dokter.

Kematian enam anak yang terjadi selama kurun waktu 2016 lalu menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kewaspadaan di musim penghujan saat ini.  Curah hujan tinggi yang diselingi cuaca panas menjadi penyebab tingginya intensitas serangan ini. “Cuaca seperti ini mempercepat pertumbuhan jentik nyamuk,” kata Mohammad Rifai, Humas RSUD Dr Iskak Tulungagung.

Belajar dari insiden tahun lalu, dimana rata-rata pasien demam berdarah dilarikan ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis, Rifai meminta agar masyarakat tak menyepelekan penyakit ini. Apalagi gejala klinis yang ditimbulkan dari serangan demam berdarah nyaris sama dengan gejala demam batuk pilek.

Dokter spesialis anak konsultan bidang infeksi dan dan penyakit tropis, Dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA mengatakan, ada beberapa tanda yang patut dicurigai demam berdarah. Salah satunya adalah demam pada anak yang muncul secara tiba-tiba. “Pagi sekolah, malamnya bisa langsung demam,” kata Sri seperti dilansir Kompas.com.

Jika diukur dengan thermometer, demam ini sangat tinggi atau di atas 38 derajat celcius. Biasanya anak juga mengeluhkan sakit kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri pada bagian belakang mata, hingga muncul ruam kulit.

Selain gejala tersebut, seringkali anak mengalami mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Karena itu disarankan kepada orang tua untuk selalu memantau kondisi tubuh dan gerak-gerak anak setiap saat. Terutama pada anak berusia di bawah lima tahun yang tak bisa mengungkapkan keluhan selain menangis.

Dr Sri Rejeki juga menjelaskan siklus demam pelana kuda dimana demam turun dengan tiba-tiba setelah tiga hari juga menjadi ciri khusus demam berdarah. Untuk sejumlah kasus, gejala ini juga kerap diikuti menurunnya frekuensi buang air kecil. Jika sudah demikian, tak ada alasan bagi orang tua untuk menunda membawa anak ke rumah sakit.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menyebutkan sejumlah daerah dicurigai menjadi endemic demam berdarah pada tahun lalu. Mereka adalah Kecamatan Boyolangu, Rejotangan, Besuki, Kedungwaru, dan Kalidawir. Kecamatan Boyolangu menyumbang jumlah pasien terbanyak akibat perilaku masyarakat yang abai terhadap kondisi lingkungan.

Berita Terkait

Berita Terbaru

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?