DEMAM berdarah mulai merebak saat musim hujan tiba. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aides eygipty, pembawa (vektor) virus dengue, penyebab demam berdarah. Dokter Spesialis anak RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. herlin Kristianti, Sp.a menjelaskan, ada dua jenis infeksi virus dengue, yaitu symptomatis dan asymptomatis.

Infeksi symptomatis masih terbagi beberapa kriteria, seperti demam yang tidak jelas penyebabnya, demam dengue, demam berdarah dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). Khusus untuk demam dengue manifestasinya bisa menyebabkan pendarahan atau pun tidak menyebabkan pendarahan.
Demam dengue lebih harus diwaspadai jika ada beberapa gejala klinis, seperti demam tinggi pada 2-7 hari yang terjadi secara mendadak, dan langsung tinggi serta terus menerus atau tidak mengenal waktu. Demam ini bisa terjadi pada pagi, siang, sore ataupun malam. Penyebabnya adalah virus. Sedang untuk panas yang disebabkan oleh bakteri biasanya diawali dengan demam yang perlahan.
Gejala DBD lainnya adalah munculnya tanda-tanda pendarahan, seperti munculnya bintik merah di bawah kulit. muncul nyeri kepala atau pusing, nyeri sendi, nyeri otot dan nyeri pada area mata. faktor lingkungan juga berpengaruh.”Kita harus waspada karena penularannya tidak jauh dari situ (lingkungan),” terang dr. herlin.
Untuk memastikan, pemeriksaan laboratorium sampel darah lengkap pasien perlu dilakukan. Dan jika terdapat leukopenia (leukosit rendah, di bawah 4.000), dan trombopenia (trombosit rendah, di bawah 100.000), maka pasien dinyatakan terkena demam dengue. Sementara demam berdarah dengue (DBD) mempunyai gejala mirip dengan demam dengue. yang membedakan, DBD biasanya diiringi pendarahan di hidung (mimisan), kebocoran cairan tubuh. misalnya sesak nafas yang diakibatkan kebocoran pembuluh darah di paru-paru (efusipleura) atau penimbunan cairan pada rongga perut (asites).
Dari pemeriksaan laboratorium ada peningkatan sel darah merah (hematocrit) lebih dari 20 persen. Jika muncul gejala di atas, dr herlin menyatakan, pada dasarnya penanganan pasien DBD maupun demam dengue sama, yakni manajemen pemberian cairan. namun jika ada pendarahan masif maka kita berikan komponen darah, baik darah merah maupun putih. “Pemberian ini ditetap berdasarkan hasil laboratorium si pasien,” terang dr herlin.
Pemberian cairan komponen darah juga sambil melakukan koreksi elektrolit pasien. hal ini penting karena elektrolit akan kacau saat terjadi kebocoran cairan. Jika elektrolit tidak segera dikoreksi dan dibenarkan, maka pasien akan kejang. Kebocoran cairan bisa terjadi di seluruh organ tubuh, seperti otak, paru-paru, rongga perut maupun organ lainya. Jika hal itu terjadi maka akan sulit tertangani, apalagi ditambah kegagalan pembekuan darah.
Rerata setiap bulan ada sekitar 20 kasus yang ditangani di RSUD dr Iskak. Dari kasus-kasus yang ditangani ada beberapa yang berujung kematian, seperti yang dialami pasien rujukan dari luar kota. Penyebabnya ada kelengahan dari keluarga korban yang tidak mengetahui siklus gejala demam berdarah. ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh keluarga pasien jika menemukan gejala DB. Jika ada demam segera pergi ke fasilitas kesehatan, berikan obat penurun panas. Paling penting adalah pemberian cairan yang cukup agar pasien tidak dehidrasi dan terhindar dari risiko kematian. (*)