
Tenaga medis RSUD Dr Iskak Tulungagung mengikuti edukasi Penanggulangan Resistensi Antimikroba
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Iskak Tulungagung menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang melakukan screening mikroorganisme kepada petugasnya. Hal ini untuk melindungi keselamatan pasien sesuai dengan standar internasional.
Di saat Kementerian Kesehatan gencar mengkampanyekan resistensi antimikroba sebagai bahaya global, RSUD Dr. Iskak Tulungagung sudah lebih dulu melangkah. Rumah sakit ini mempelopori penanggulangan penyebaran bakteri di ruang perawatan yang bisa berasal dari peralatan kesehatan atau petugas rumah sakit.
“Bila bakteri masuk ke pasien saat sedang dilakukan tindakan oleh tenaga kesehatan, bakteri tersebut akan memperburuk kondisi pasien dan bisa memicu mortalitas (kematian),” kata Dr. Rendra Bramanti, Sp.MK, spesialis mikrobioologi klinik dari RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
Bakteri yang dimaksud Dr. Rendra Bramanti adalah bakteri yang telah mengalami Multidrug-resistant (MDR), dimana bakteri telah resisten atau kebal terhadap minimal satu jenis antibiotik dari ≥3 golongan antibiotik. MDR sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemakaian antibiotik yang tidak tepat dosis, tidak tepat diagnostik, atau tidak tepat mengidentifikasi bakteri penyebab.
Sayangnya, meski telah menjadi ancaman global terutama di klinik kesehatan, hingga kini belum banyak rumah sakit yang melakukan screening mikroorganisme di lingkungan kerja mereka. Hal ini tentu cukup membahayakan keselamatan pasien dan jauh dari standar keamanan pasien internasional. “Karena itulah kami mempelopori screening mikroorganisme untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keamanan pasien yang berobat di RSUD Dr. Iskak,” terang Dr. Rendra Bramanti.
Karena itu, Senin 5 November 2018, sejumlah petugas rumah sakit mengikuti edukasi kewaspadaan Multidrug-resitant mikro organisme (MDRO). Mereka berasal dari berbagai unit baik yang bersentuhan langsung dengan pasien atau tidak.
Menurut Dr. Rendra Bramanti, hingga kini belum ada rumah sakit yang melakukan screening kepada pegawainya. Padahal ini penting dilakukan terutama di Instalasi Gawat Darurat yang menjadi tempat pertama masuknya pasien dan penyakit. “Petugas rumah sakit harus discreening, ini sudah standar internasional,” tegas Dr. Rendra.
Dengan dilakukannya screening ini, masyarakat yang berobat di RSUD Dr. Iskak Tulungagung sudah tak perlu lagi risau terhadap resiko infeksi bakteri MDRO yang disebabkan oleh petugas kesehatan IGD. Sehingga mutu pelayanan dan keselamatan kepada pasien meningkat sesuai standart internasional. (*)