4 Oct, 2018

SOAL KESEHATAN, BANYUWANGI BELAJAR KE TULUNGAGUNG

Unggul di sektor pariwisata tak membuat Kabupaten Banyuwangi berhenti untuk belajar. Di bidang kesehatan, kabupaten ini justru menimba ilmu kepada RSUD Dr Iskak Tulungagung.

Kamis, 4 Oktober 2018, rombongan RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi  bertandang ke Tulungagung. Bukan untuk membandingkan destinasi wisata atau berburu ayam lodho, kedatangan mereka untuk mempelajari dan meniru pengelolaan rumah sakit Dr Iskak yang dianggap ideal.

“Kami ingin mempelajari sistem penanggulangan gawat darurat terpadu yang sudah berjalan di RSUD Dr Iskak Tulungagung,” kata Yunus, Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat RSUD Blambangan, Banyuwangi.

Menurut Yunus, ada banyak kemajuan di bidang layanan kesehatan yang tak dimiliki Kabupaten Banyuwangi. Salah satunya adalah soal penanganan situasi gawat darurat terpadu yang melibatkan banyak unsur.

Ada tiga penyokong sistem yang dipelajari delegasi RSUD Blambangan di Tulungagung. Pertama adalah sistem komunikasi yang didukung kecanggihan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).

Kedua, unit kendaraan ambulan yang memenuhi standard pelayanan tindakan darurat, baik jumlah maupun infrastruktur. Di Banyuwangi, ketersediaan ambulan masih sangat terbatas dengan sarana seadanya.

Ketiga adalah sumber daya manusia yang meliputi manajemen kerja, skill, dan jumlah personil. Ketiga penyokong ini wajib dimiliki untuk membangun sistem penanggulangan gawat darurat  yang ideal. “Itulah kenapa respon time di rumah sakit Blambangan masih jauh di atas respon time RS Tulungagung,” kata Yunus.

Delegasi RSUD Blambangan yang dipimpin Kepala Bidang Penunjang Faiz Fadholi Skep Ns ini juga berkesempatan melihat secara langsung aktivitas di IGD dan Ruang Kendali Public Safety Centre (PSC). Mereka tak bisa menyembunyikan kekaguman atas kecepatan dan ketepatan system PSC Tulungagung.

“Wow, hebat,” ungkapan itulah yang berulang kali keluar dari mereka saat menyaksikan penanggulangan gawat darurat di RSUD Dr Iskak Tulungagung.

Selain piawai dalam layanan medis, rumah sakit yang dipimpin Dr Supriyanto Sp.B FINACS ini juga sukses mengelola keuangan hingga meraup pendapatan di atas Rp 400 Milyar. Sementara RSUD Blambangan yang dikenal moncer dengan pariwisatanya belum mampu membulatkan keuntungan menjadi Rp 100 Milyar.

Tak hanya Banyuwangi, RSUD Jombang turut ngangsu kaweruh di RSUD Dr Iskak pagi ini. Mereka ingin mempelajari tata kelola penyelenggara diklat agar bisa mendapatkan akreditasi nasional. Selama ini diklat yang mereka lakukan masih diakui di level Jawa Timur. “Rumah sakit Tulungagung sudah diakui Kemenkes,” kata Koordinator  Diklat Dr Andri Catur Jatmiko SpKK RSUD Jombang.

 

Berita Terkait

Berita Terbaru

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?