26 Jun, 2020

Sosok di Balik Sukses RSUD dr Iskak Menjadi Terbaik Dunia

PRESTASI RSUD dr Iskak meraih Gold Award dalam forum International Hospital Federation Congress and Award ke-43 di Oman, UEA pada 8 November 2019 tak bisa dilepaskan dari peran dan tangan dingin dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp. B, FINACS, M. Kes. Selaku kepala (direktur) rumah sakit, ia yang mendorong lahirnya berbagai inovasi demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di semua lini produk layanan kesehatan RSUD dr Iskak.

Apa saja sebenarnya yang sudah dia lakukan, dan bagaimana pemikirannya sehingga berhasil menghantarkan RSUD dr. Iskak sebagai rumah sakit terbaik dunia?” Berikut penjelasan dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M. Kes dalam format tanya jawab dengan tim reporter Medista:

Medista: Sebelumnya, selamat atas prestasi dunia yang barusan diraih. Sangat luar biasa. Boleh diceritakan, bagaimana perasaan bapak menerima penghargaan ini?

Dr. Supriyanto: Terima kasih. Ya, memang (terasa sangat) luar biasa. Mendapatkan penghargaan (award) sebagai manager rumah sakit terbaik sedunia tentu saja saya senang dan bangga karena bukan hanya sekadar mengharumkan nama institusi dan Kabupaten Tulungagung, tetapi juga negara Indonesia.

Medista: Begitu ya. Tapi ngomong-ngomong Pak Dir, apa saja sih yang sudah dilakukan RSUD dr Iskak melangkah (berprestasi) sejauh ini?

Dr. supriyanto: Sebenarnya terlalu panjang jika harus diurai ya. Tapi begini kira-kira ringkasnya bisa saya sampaikan. Sebagaimana kita ketahui bersama, akhir-akhir ini dunia penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya perumahsakitan di Indonesia sedang berada pada episode yang sangat tidak nyaman. Seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) yang menjadi pelayan kesehatan publik terjebak dalam situasi chaos (kacau), masuk circulus virtiosus, Lingkaran setan. Mereka terkesan tidak tahu dan sama-sama merasa tahu jalan keluarnya. Imbasnya, yang terjadi kemudian adalah mereka saling melemahkan dan bahkan saling meniadakan. Terjadi kekacauan sistem kolaborasi.

Medista: Kan sudah ada regulasinya? Ada lembaga yang berwenang melakukan kontrol dan pengawasan atas pelaksanaan tata-regulasi layanan kesehatan dari pusat hingga daerah?

Dr. supriyanto: Idealnya begitu. Tapi (faktanya) siapa regulator, siapa operator, siapa “payer” (pembayar) tidak jelas. BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, DPR RI, Kementerian Keuangan, organisasi profesi kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia, Lembaga Perlindungan Konsumen dan sebagainya, (semua) terlibat friksi yang kita semua tidak tahu kapan akan berakhir. Akibat dari kondisi yang demikian, kita semua bisa rasakan. Bukannya perbaikan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tapi pemburukan dan kemunduran yang terjadi. Orang-orang terbaik bangsa ini mati muda karena serangan jantung yang sebenarnya bisa kita hindari. Terjadi peningkatan angka kematian ibu dan anak, peningkatan jumlah kasus stunting (kekerdilan/ kurang gizi), indikator pelayanan kesehatan tidak pernah tercapai dan semakin meningkatnya gini rasio. Kesenjangan sosial ekonomi pun semakin melebar. Kalau ini terus dibiarkan dan kita gagal konsen akan masalah ini, bukannya tidak mungkin “siklus kutukan” berupa siklus 30 tahunan kerusuhan sosial dan rasial akan terulang kembali.

Medista: Lalu apa dong solusinya?

Dr. supriyanto: Menyadari akan hal inilah, kami bersama seluruh jajaran direksi RSUD dr. Iskak, Tulungagung berkomitmen untuk melakukan berbagai inovasi bidang pelayanan maupun yang bersifat keadministrasian. Tujuannya adalah untuk efisiensi, efektifitas, akuntabilitas dan berbagai inovasi perbaikan di semua lini managemen rumah sakit, tanpa mengorbankan indikator mutu capaian rumah sakit.

Medista: Caranya ?

Dr. supriyanto: Ya kita harus berupaya sedemikian rupa agar tidak menjadi korban peraturan perundangundangan yang sering berubah dan bahkan justru menyulitkan, dengan tanpa menabrak/melanggar undang-undang itu sendiri. Ada filosofi Jawa, ‘lolos ing selaning garu’. Tidak basah biar pun berjalan di tengah hujan dan tidak terluka walaupun berjalan di tengah hujan anak panah. Dalam situasi yang complicated seperti ini harus tetap bisa menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dan komprehensif kepada masyarakat, dengan metode pelayanan yang efektif, efisien, namun tanpa menanggalkan kaidah mutu dan standar pelayanan terbaik.

Medista: RSUD dr Iskak mampu keluar dari situasi yang serba complicated itu ya?

Dr. supriyanto: Ya nyatanya RSUD dr. Iskak Tidak punya hutang jasa medis maupun biaya operasional, tanpa suntikan anggaran bermakna dari pemerintah pusat maupun daerah. RSUD dr. Iskak sejauh ini tetap mampu memberikan pelayanan kesehatan gratis unlimited (tidak terbatas) bagi pasien tidak mampu non-kartu BPJS Kesehatan atau KIS. Padahal rumah sakit tipe B pendidikan dan juga sebagai rumah sakit rujukan regional untuk wilayah Jawa Timur bagian barat daya, RSUD dr. Iskak mengampu lima kabupaten/kota sekaligus, mulai dari Kabupaten Pacitan, Kabupaten/ Kota Blitar, Tulungagung dan Trenggalek. Kami mampu keluar dari masa-masa sulit sebagaimana yang dialami oleh seluruh rumah sakit di Indonesia. RSUD dr Iskak Tulungagung bahkan menjadi satusatunya rumah sakit rujukan regional di Indonesia tidak pernah mendapatkan dana pembinaan dari DAK (Dana Alokasi Khusus) Kementerian Kesehatan.

Medista: Jadi itu (semua) yang kemudian menghantarkan RSUD dr Iskak meraih penghargaan di berbagai ajang, bahkan hingga level internasional seperti barusan diraih?

Dr. supriyanto: Buah dari semua itu, kini RSUD dr. Iskak Tulungagung berhasil menjadi satu-satunya rumah sakit pemerintah yang paling mandiri. Tidak menggantungkan anggaran operasionalnya pada anggaran pemerintah pusat maupun daerah. Berbagai penghargaan tingkat lokal, regional, maupun nasional, dari lembaga pemerintah maupun swasta, antara lain “MarkPlus Hermawan Kertajaya” pun pernah diraih. Forum Congress and Award International Hospital Federation (IHF) ke-43 yang diadakan di Oman Convention and Exhibition Centre, Muscat pada 8 November 2019, pukul 11.00 waktu Oman, menjadi sesuatu yang sangat bersejarah bagi RSUD dr Iskak, maupun dunia perumahsakitan Indonesia secara umum. Meraih Gold Award, penghargaan tertinggi perumahsakitan dunia mengalahkan negara maju di Amerika, Eropa, dan lain-lain untuk kategori Corporate Social Responsibility, adalah sesuatu yang luar biasa membanggakan bagi kami.

Medista: Memang apa istimewanya RSUD dr. Iskak Tulungagung sehingga mampu menjadi “jangkar” Kabupaten Tulungagung dan memenangi serta menjadi bintang di forum tertinggi masyarakat rumah sakit dunia?

Dr. supriyanto: Jawabannya ada di New Concept Hospital Management yang dipadukan dengan sistem PSC (Public Safety Centre). Jadi dalam hal ini, RSUD dr Iskak harus bisa hadir sebagai kepanjangan tangan Negara. Dengan menjadikannya sebagai pusat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat secara terpadu berbasis teknologi informasi tingkat tinggi yang merupakan inovasi dari kami, menjadi jawaban atas prestasi tersebut. Kuncinya ada di New Concept Hospital Management berkarakter Low Cost, High Quality and Hospital Social Responsibility. Ini merupakan rohnya JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) menjamin penyelenggaraan perumahsakitan yang murah dan berkualitas tinggi. Implementasinya ada di ‘PSC system’ (yang juga sudah diadopsi oleh Kemenkes RI menjadi program nasional) berkolaborasi dengan puskesmas, PMI, sarana kesehatan lainnya serta Masyarakat Peduli Bencana Tulungagung (BaSARTa) dalam sebuah networking, breaking through the hospital wall. Hal ini memungkinkan manajemen rumah sakit bisa melakukan monitoring kesehatan masyarakat secara langsung. Mereka juga bisa menerima permintaan dan mengirimkan bantuan kepada masyarakat secara cepat, tepat dan akurat berupa bantuan penanganan kesehatan saja maupun berkolaborasi dengan departemen yang lain, kepolisian, dinas kebakaran, maupun badan penanggulangan bencana daerah dan lain lain.

Medista: Ini ada jaminan masyarakat di semua level ekonomi bisa mengakses layanan kesehatan di RSUD dr. Iskak?

Dr. supriyanto: Seluruh masyarakat bisa mengakses pelayanan ini selama 24 jam, tanpa diskriminasi sosial, ras, agama, maupun status ekonomi. Semuanya gratis bagi tidak mampu. Secara virtual wilayah tugas dan tanggung jawab rumah sakit tidak terbatas di dalam lingkungan rumah sakit tapi meliputi seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung. Bahkan saat ini, untuk serangan jantung sudah mencakup kabupaten/kota yang diampu oleh RSUD dr. Iskak Tulungagung. (D/D)

Berita Terkait

Berita Terbaru

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?