18 Sep, 2018

PERAWAT RSUD DR ISKAK DILATIH CEGAH INFEKSI

Pencegahan dan pengendalian infeksi telah menjadi kebutuhan utama di setiap rumah sakit di Indonesia. Infeksi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas yang merugikan pasien maupun rumah sakit, termasuk menjadi tuntutan bagi tenaga kesehatan.

Pentingnya issue infeksi ini telah memaksa Kementerian Kesehatan menerbitkan surat keputusan tahun 2007 yang mewajibkan setiap rumah sakit melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Mereka juga dituntut memiliki tenaga Infection Prevention Control Nurse (IPCN) atau perawat pencegah dan pengendali infeksi untuk meningkatkan keamanan pasien.

“Karena itu pelatihan PPI harus secara konsisten dilakukan di setiap rumah sakit untuk meningkatkan profesionalitas perawat,” kata Sri Purwatin Skep Ns, Koordinator IPCN RSUD dr Iskak Tulungagung, Selasa 18 September 2018.

Hari itu, sebanyak 30 perawat dari perwakilan unit di RSUD dr Iskak mengikuti pelatihan pencegahan dan Pengendalian Infeksi tingkat dasar. Pelatihan yang telah memasuki angkatan kedua kali ini menghadirkan Ketua PPI dr Rendra Sp.MK, yang merupakan spesialis mikrobiologi RSUD dr Iskak Tulungagung.

Dalam pelatihan tersebut, para peserta diajarkan banyak hal tentang standar pelayanan rumah sakit yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi atau HAIs (Healthcare associated infections). HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Infeksi tersebut tidak ditemukan atau tidak sedang berinkubasi pada saat pasien masuk.

Badan kesehatan dunia WHO menyebut HAIs dapat terjadi pada tenaga kesehatan, staf, hingga pengunjung rumah sakit. Karena itu pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi tak hanya menjadi kewajiban tenaga medis, tetapi juga staf dan seluruh pekerja rumah sakit.

HAIs sendiri adalah mikroorganisme yang berasal flora normal pasien itu sendiri yang menjadi invasif pada keadaan tertentu, maupun tercemar dari  alat/prosedur yang steril melalui tangan para tenaga kesehatan.

“Teman-teman harus tahu tindakan apa yang akan dilakukan kepada pasien untuk mencegah terjadinya infeksi,” kata Sri Purwatin.

Karena itu dalam pelatihan tersebut, para peserta mendapat materi seputar infeksi, seperti pengetahuan prinsip-prinsip dasar penyakit, strategi pengendalian infeksi, kewaspadaan infeksi, tindakan saat batuk, perawatan peralatan pasien, hingga praktik penyuntikan yang aman. (*)

 

Berita Terkait

Berita Terbaru

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?