INDONESIA menempati posisi kesembilan sebagai negara dengan kelahiran bayi prematur terbanyak di dunia. berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada 2013 setidaknya 15,5 per 100 kelahiran hidup di indonesia terlahir sebagai bayi prematur. artInya, dari 4,37 juta jiwa angka kelahiran, 675.700 jiwa di antaranya terlahir prematur. who bahkan menunjukkan setiap tahun ada sekitar 20 juta kelahiran bayi berat lahir rendah (bbLr) yang disebabkan kelahiran prematur.
BBLR ini menjadi penyumbang angka kematian neonatal (akn) tertinggi. berdasarkan jumlah akn per tahun, indonesia berada di urutan ke-8. angka tersebut membuat pemerintah memberikan perhatian yang serius tentang penanganan masalah tersebut. salah satu hal yang dilakukan dengan pelaksanan teknik nesting. Nesting berasal dari kata nest yang berarti sarang.
Filosofi ini diambil dari sangkar burung yang dipersiapkan induk burung bagi anak-anaknya yang baru lahir, ini dimaksudkan agar anak burung tersebut tidak jatuh dan induk mudah mengawasinya. pengunaan nesting pada neonatus membuat bayi tetap pada posisi flexi (menekuk), sehingga mirip dengan posisi seperti di dalam rahim ibu. Flexi adalah posisi terbaik pada bayi bbLr, karena posisi bayi mempengaruhi banyaknya energi yang dikeluarkan oleh tubuh. Diharapkan dengan posisi ini bayi tidak banyak mengeluarkan energi yang sebenarnya masih sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Bentuk teknIk nestInG Teknik nesting dilakukan dengan cara membuat lingkaran dari kain, besar lingkaran sesuai dengan tinggi badan bayi. Lalu tempatkan bayi di tengah-tengah lingkaran dengan posisi flexi. Menurut bobak tahun 2005, bahwa sikap flexi pada bayi baru lahir diduga untuk mengurangi pemajanan permukaan tubuh pada suhu lingkungan, sehingga posisi ini berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah kehilangan panas.
Sebab bayi baru lahir berisiko tinggi mengalami kehilangan panas, tubuh bayi baru lahir memiliki rasio permukaan tubuh besar terhadap berat badan. ada tiga macam posisi dalam teknik nesting, yaitu:
- Posisi Supin (telentang), menurut russel et.al tahun 2009, posisi ini dapat menurunkan 40 persen kematian bayi karna sudden infant death syndrome (SIDS).
- Posisi Prone (tengkurap), posisi ini dapat mendorong perkembangan otot-otot leher dan kepala, meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan stress pada bayi.
- Posisi Side Lying (miring), posisi ini digunakan setelah memberi minum pada bayi, karena bisa mengurangi risiko tersedak saat bayi muntah.
ManFaat PeneraPan teknIk NeStiNg
Metode yang sangat sederhana ini ternyata memiliki manfaat yang sangat besar. Menurut beberapa penelitian, teknik nesting pada Nesting menjaga bayi tetap hangat. Menurut salah satu penelitian, sikap flexi pada bayi baru lahir diduga bisa mengurangi pemajanan permukaan tubuh pada suhu lingkungan. posisi ini berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah kehilangan panas, karena bayi baru lahir berisiko tinggi untuk mengalami kehilangan panas.
Posisi flexi pada teknik nesting digambarkan sama dengan posisi bayi pada saat di perut ibu. hal ini bisa membuat bayi lebih nyaman dan mengurangi tingkat stres pada bayi. Teknik nesting dapat meningkatkan kualitas tidur bayi, menurunkan tingkat stress, menjaga bayi tetap pada posisi yang tepat, mencegah hipotermia, meningkatkan reflek isap dan perkembangan bayi. (*)